·
Karakteristik
Wirausahawan
Wirausaha adalah seseorang yang bebas dan memiliki kemampuan untuk hidup
mandiri dalam menjalankankegiatan usahanya atau bisnisnya.
Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri atau karakteristik seorang
wirausaha:
-
Memiliki
Rasa Percaya Diri
-
Berorientasi
pada Tugas dan Hasil
-
Berani Mengambil Resiko
-
Memiliki
Jiwa Kepemimpinan
-
Keorisinilan
-
Berorientasi
ke Masa Depan
-
Jujur
dan Tekun
-
Memiliki Motif Berprestasi Tinggi
·
Penentuan
potensi Wirausahawan
Di bawah ini hal-hal yang bisa memberikan potensi bagi
kewirausahaan:
(karakteristik wirausahawan yang sukses dengan n Ach
tinggi)
• Kemampuan inovatif : kemapuan untuk bersifat
kreatif dalam mengembangkan usahanya
• Toleransi terhadap kemenduaan (ambiguity)
: bisa merubah sesuatu yang tidak terstruktur menjadi struktur
• Keinginan untuk berprestasi : dimana seorang wirausahawan harus menjadi
lebih berkembang
• Kemampuan perencanaan realistis : dalam
melakukan perencanaan wirausahawan harus berpikir nyata atau fakta dalam
kondisi apapun
• Kepemimpinan terorientasi kepada tujuan :
fokus dengan apa yang di capai dan diinginkan berdasarkan perencanaan yang
ingin kita tuju
• Obyektivitas : bersifat nyata dan fakta
• Tanggung jawab pribadi : berani menanggung
resiko apapun
• Kemampuan beradaptasi : dimanapun berada
wirausahawan harus bias berada ditemapt manapun
• Kemampuan sebagai pengorganisasi dan
administrator : mampu mengajak orang lain untuk menjadi partnernya
·
Metode
Analisa diri sendiri
Untuk kebutuhan usaha baru harus
memperhitungkan kebutuhan, dorongan dan aspirasi.
•
3 kebutuhan dasar yang mempengaruhi pencapaian tujuan ekonomi menurut
McClelland yaitu
·
kebutuhan
untuk berprestasi (n Ach) kebutuhan untuk mencapai sukses, yang diukur berdasrkan
standart kesempurnaan dalam diri seseorang. Kebutuhan ini, berhubungan erat
dengan pekerjaan, dan mengarahkan tingkah laku pada usaha untuk mencapai sukses,
·
kebutuhan
berafiliasi (n Afill)
·
dan
kebutuhan untuk berkuasa (n Pow)
•
Analisa prestasi pribadi, analisa dengan melihat pengalaman yang tidak
terlupakan yaitu pengalaman yang sangat memuaskan dan pengalaman yang sangat
tidak memuaskan
·
Pengembangan
n Ach
n Ach dapat diperkuat dan dikembangkan melalui program pelatihan.
Tahap-tahapnya antara lain :
•
Menyadarkan orang-orang pada potensi mereka untuk mendapatkan karakteristik
kewirausahaan. Mereka dilatih untuk membuat rencana, harapan, kesulitan dan
mengevaluasi segala tindakan yang telah dilakukan
•
Pengembangan sindrom prestasi. Individu diajar untuk berpikir, berbicara,
bertindak dan menyadari orang lain
•
Dukungan kognitif. Tujuannya untuk membantu orang-orang menghubungkan cara
berfikir baru dengan asumsi mereka sebelumnya dan cara melihat dunia.
•
Pemberian dukungan emosional peserta di dalam usaha mereka untuk merubah diri .
·
Manajemen
dalam kewirausahaan
Terdapat faktor-faktor disamping n Ach yang
bisa diajarkan untuk melahirkan seseorang wirausahawan yaitu mengidentifikasi
kesempatan bisnis, analisa resiko dan perolehan kompetensi manajerial
2. Identifikasi Peluang Usaha Baru
·
Orientasi eksternal dan internal
Orientasi internal merangsang
penggunaan sumber daya - sumber daya pribadi untuk mengidentifikasi peluang
venture baru.
Orientasi Eksternal didapat dari :
1.
Konsumen
2.
Perusahaan
yang sudah ada
3.
Saluran
distribusi
4.
Pemerintah
5.
Penelitian
dan Pengembangan
Orientasi Internal didapat dari :
Tiga Tahap penggunaan sumber daya – sumber daya internal
yaitu :
1.
Analisa
konsep hingga bisa terdefinisi dengan jelas, termasuk penguraian masalah yang
perlu dipecahkan
2.
Penggunaan
daya ingat untuk menemukan kesamaan dan unsurunsur yang nampaknya berhubungan
dengan konsep dan masalahmasalahnya
3.
Rekombinasi
unsur-unsur tersebut dengan cara baru dan bermanfaat untuk memecahkan
masalah-masalah dan membuat konsep dasar bisa dipraktekkan
·
Sumber gagasan bagi produk
Walaupun terdapat banyak pendekatan untuk mencari gagasan bagi produk dan
jasa baru, proses ini dapat dipercepat dengan penggunaan saran-saran berikut di
mana gagasan baru dapat memunculkan adanya usaha baru. Berikut adalah sumber
gagasan bagi produk dan jasa baru:
1. Kebutuhan akan Sumber Penemuan
Penemuan atau inovasi berasal dari persepsi kebutuhan yang jelas yang ingin dipenuhi. Misalnya banyak bermunculan handphone dengan standar cina dipasaran dan belum terdapat sparepart penggantinya. Wirausaha bisa memulai usaha baru dengan memproduksi sparepart dari handphone-handphone tersebut.
2. Hobi atau Kesenangan Pribadi
Hobi atau minat pribadi adakalanya dapat mendorong bisnis baru. Misalnya kesenangan membuat roti bisa memunculkan usaha baru dengan mengembangkan roti yang mempunyai rasa khas.
3. Mengamati Kecenderungan-kecenderungan
Kecenderungan dan kebiasaan dalam tren busana dapat menjadi sumber gagasan untuk membuka usaha baru. Misalnya mendirikan butik perancangan busanadi daerah Cihampelas yang terkenal dengan mode busana.
1. Kebutuhan akan Sumber Penemuan
Penemuan atau inovasi berasal dari persepsi kebutuhan yang jelas yang ingin dipenuhi. Misalnya banyak bermunculan handphone dengan standar cina dipasaran dan belum terdapat sparepart penggantinya. Wirausaha bisa memulai usaha baru dengan memproduksi sparepart dari handphone-handphone tersebut.
2. Hobi atau Kesenangan Pribadi
Hobi atau minat pribadi adakalanya dapat mendorong bisnis baru. Misalnya kesenangan membuat roti bisa memunculkan usaha baru dengan mengembangkan roti yang mempunyai rasa khas.
3. Mengamati Kecenderungan-kecenderungan
Kecenderungan dan kebiasaan dalam tren busana dapat menjadi sumber gagasan untuk membuka usaha baru. Misalnya mendirikan butik perancangan busanadi daerah Cihampelas yang terkenal dengan mode busana.
·
Kegagalan dalam memilih usaha baru
1.
Pendapatan yang Tidak Menentu
Baik pada tahap awal maupun tahap pertumbuhan, dalam bisnis tidak ada jaminan untuk terus memperoleh pendapatan yang berkesinambungan.Dalam kewirausahaan, sewaktu-waktu dapat mengalami kerugian dan
keuntungan. Tingkat ketidakpastian dalam bisnis berpotensi mundurnya seseorang dari kewirausahaan.
2. Kerugian Akibat Hilangnya Modal Investasi
Tingkat kegagalan bagi usaha baru sangatlah tinggi. Tingkat kegagalan/mortalitas usaha kecil di Indonesia mencapai 78% (Wirasasmita, 1998 dalam Suryana, 2001). Kegagalan investasi dapat mengakibatkan seseorang mundur dari dunia kewirausahaan. Padahal, bagi wirausahawan, kegagalan sebaiknya dijadikan pelajaran berharga.
3. Berwirausaha Memerlukan Kerja Keras dan Waktu yang Lama
Wirausahawan biasanya bekerja sendiri dari mulai pembelian, pengolahan, penjualan, dan pembukuan. Apabila tidak dibarengi dengan kesabaran dan ketabahan dalam menggeluti berbagai masalah dan tantangan dapat berpeluang mundurnya seseorang dari kewirausahaan. Bagi wirausahawan yang berhasil pada umumnya menjadikan tantangan sebagai peluang yang harus dihadapi dan ditekuni.
4. Kualitas Kehidupan yang Tetap Rendah meskipun Usahanya Mantap
Kualitas kehidupan yang tidak segera meningkat dalam usaha, akan mengakibatkan seseorang menjadi putus asa dan mungkin mundur dari kewirausahaan. Wirausahawan sejati tentunya tidak akan mudah pasrah, justru keadaan yang dihadapi mendorongnya untuk terus mengadakan perbaikan-perbaikan dan memacu untuk maju terus pantang mundur.
Baik pada tahap awal maupun tahap pertumbuhan, dalam bisnis tidak ada jaminan untuk terus memperoleh pendapatan yang berkesinambungan.Dalam kewirausahaan, sewaktu-waktu dapat mengalami kerugian dan
keuntungan. Tingkat ketidakpastian dalam bisnis berpotensi mundurnya seseorang dari kewirausahaan.
2. Kerugian Akibat Hilangnya Modal Investasi
Tingkat kegagalan bagi usaha baru sangatlah tinggi. Tingkat kegagalan/mortalitas usaha kecil di Indonesia mencapai 78% (Wirasasmita, 1998 dalam Suryana, 2001). Kegagalan investasi dapat mengakibatkan seseorang mundur dari dunia kewirausahaan. Padahal, bagi wirausahawan, kegagalan sebaiknya dijadikan pelajaran berharga.
3. Berwirausaha Memerlukan Kerja Keras dan Waktu yang Lama
Wirausahawan biasanya bekerja sendiri dari mulai pembelian, pengolahan, penjualan, dan pembukuan. Apabila tidak dibarengi dengan kesabaran dan ketabahan dalam menggeluti berbagai masalah dan tantangan dapat berpeluang mundurnya seseorang dari kewirausahaan. Bagi wirausahawan yang berhasil pada umumnya menjadikan tantangan sebagai peluang yang harus dihadapi dan ditekuni.
4. Kualitas Kehidupan yang Tetap Rendah meskipun Usahanya Mantap
Kualitas kehidupan yang tidak segera meningkat dalam usaha, akan mengakibatkan seseorang menjadi putus asa dan mungkin mundur dari kewirausahaan. Wirausahawan sejati tentunya tidak akan mudah pasrah, justru keadaan yang dihadapi mendorongnya untuk terus mengadakan perbaikan-perbaikan dan memacu untuk maju terus pantang mundur.
·
Perencanaan dan pengembangan produk
1.
Mengidentifikasi peluang.
Rencana proses dimulai dengan mengidentifikasi peluang-peluang dalam pengembangan produk
2. Mengevaluasi dan memprioritaskan proyek.
Langkah kedua dalam dalam proses perencanaan produk adalah memilih proyek yang paling menjanjikan untuk diikuti.
3. Mengalokasikan sumber daya dan rencana waktu.
Biasanya suatu perusahaan tidak mampu untuk menginfestasikan setiap peluang pengembangan prosuk sesuai dengan proyek-proyek dengan portfolio yang seimbang.
4. Menyelesaikan perencanaan proyek.
Segera menyelesaikan proyek yang telah disetujui, namun sebelum sumber daya penting digunakan dan dilakukan kegiatan perencanaan produk pendahuluan.
5. Merefleksikan hasil dengan proses.
Pada langkah akhir dari perencanaan dan proses strategi dilakukan dengan langkah bijaksana untuk menyederhanakan presentasi, refleksi dan kesesuaian seharusnya terus menerus dilakukan dalam proses.
Rencana proses dimulai dengan mengidentifikasi peluang-peluang dalam pengembangan produk
2. Mengevaluasi dan memprioritaskan proyek.
Langkah kedua dalam dalam proses perencanaan produk adalah memilih proyek yang paling menjanjikan untuk diikuti.
3. Mengalokasikan sumber daya dan rencana waktu.
Biasanya suatu perusahaan tidak mampu untuk menginfestasikan setiap peluang pengembangan prosuk sesuai dengan proyek-proyek dengan portfolio yang seimbang.
4. Menyelesaikan perencanaan proyek.
Segera menyelesaikan proyek yang telah disetujui, namun sebelum sumber daya penting digunakan dan dilakukan kegiatan perencanaan produk pendahuluan.
5. Merefleksikan hasil dengan proses.
Pada langkah akhir dari perencanaan dan proses strategi dilakukan dengan langkah bijaksana untuk menyederhanakan presentasi, refleksi dan kesesuaian seharusnya terus menerus dilakukan dalam proses.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar